Sesi belajar dalam Pendidikan Guru
Penggerak di minggu ini hanya berjalan di hari Selasa, Rabu, dan Jumat. Hari
Senin dan Kamis merupakan libur Hari Besar Keagamaan, tepatnya Senin adalah
Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW dan Kamis adalah hari raya Nyepi umat Hindu.
Materi yang dipelajari dalam tiga hari di
minggu ini adalah eksplorasi konsep terkait pembelajaran sosial emosional.
Dalam modul 2.2. calon guru penggerak mempelajari beberapa artikel tentang
kesadaran diri, pengelolaan diri, kesadaran sosial, ketrampilan berelasi, dan
pengambilan keputusan yang bertanggungjawab. Calon guru penggerak juga
melakukan studi terhadap kasus Pak Eling. Terdapat lima soal studi kasus Pak
Eling yang harus diselesaikan oleh calon guru penggerak berdasarkan konsep yang
telah dipelajari sebelumnya.
Pak Eling merupakan tokoh yang
digambarkan sebagai seorang guru Geografi yang memiliki banyak tuntutan peran
dan tanggungjawab. Pada masing-masing kasus digambarkan permasalahan yang
dihadapi Pak Eling terkait dengan menajemennya akan banyak peran yang dimilikinya.
Satu-persatu soal studi kasus diselesaikan dengan berdasarkaan pada konsep
kesadaran diri (mindfulness), bagaimana strategi yang bisa dilakukan untuk
berlatih mindfulness, pengelolaan diri, kesadaran sosial dan ketrampilan
berempati, ketrampilan berelasi, kerjasama dan resolusi konfilk, serta
bagaimana dan apa yang bisa dilakukan untuk menjadi pengambil keputusan yang
bertanggungjawab.
Mendalami beberapa kasus dari Pak Eling,
seorang guru yang memiliki tuntutan peran dan tanggungjawab yang banyak, sekaligus
memunculkan rasa empati saya, karena itulah yang mungkin sedang saya hadapi
saat ini. Hal ini sekaligus menjadi bahan pembading dan pembelajaran yang luar
biasa berguna buat saya. Selain tugas pokok mengajar di sekolah, tugas tambahan
sebagai wali kelas, tugas Pembina Kader Adiwiyata, tugas dan peranan dalam
organisasi MGMP kabupaten, Komunitas Guru Menulis, Redaksi Majalah Cahya Widya,
dan juga ISPI kabupaten merupakan tugas dan peranan yang harus saya jaga
keseimbangannya. Tugas-tugas itu masih ditambah lagi dengan peran saya sebagai
seorang ibu di dalam keluarga dan calon guru penggerak. Alhamdulillah mempelaji
pembelajaran sosial emosional ini sangatlah bermanfaat bagi diri saya pribadi
juga untuk saya bisa menyeimbangkan semua aktivitas yang saya miliki sekaligus
bisa menjalankan peran dengan baik dan pengambil keputusan yang
bertanggungjawab.
Sebenarnya terdapat satu teknik kesadaran
diri (mindfulness) yang saya telah seringkali lakukan dalam keseharian, juga
saya terapkan dalam pembelajaran, yaknik teknik STOP. Saya sudah menerapkan ini
di kehidupan saya sehari-hari juga di dalam kelas di awal pembelajaran sebelum
saya membaca tentag konsep atau teori mindfulness. Sehingga teknik ini bukan
lagi hal baru buat saya. Namun demikian, terdapat hal yang benar-benar baru
bagi saya di pembelajaran kali ini yakni terkait kerangka POOCH dalam mengambil
keputusan yang bertanggungjawab. POOCH yang berarti mengidentifikasi masalah
(Problem), mengidentifikasi alternatif yang bisa dilakukan (Options),
mengetahui hasil atau konsekuensi baik positif maupun negative yang mungkin
akan timbul (Outcomes), dan mempertimbangkan keputusan yang baik (Choices),
serta melakukan refleksi untuk mengetahui keberhasilan mencapai tujuan dari
pengambilan keputusan yang dilakukan.
InsyaAllah di masa depan, saya akan
menerapkan teknik dan strategi yang baru saya pelajari ini untuk diri saya
pribadi juga untuk pembelajaran terhadap murid-murid. Dengan pembelajaran
berdiferensiasi dan sosial emosional ini sepertinya pembelajaran akan sangat
menginspirasi murid untuk betul-betul aktif dalam mendalami apa yang mereka
butuhkan untuk hidup. Terimakasih untuk Kemendikbud dan segenap insan yang
terlibat dalam pelaksanaan program guru penggerak ini. Instruktur, Fasilitator
dan juga Pendamping Praktik saya. Terimakasih. Mohon support senantiasa untuk
kemajuan diri saya sendiri dan kemajuan pendidikan yang saya selenggarakan.